Jumat, 15 Oktober 2010

Workshop Dokumenter SMAN 3 Padangpanjang

Di sela program akumassa Padang Panjang, Komunitas Sarueh dan Forum Lenteng Jakarta mengadakan pemutaran film video di SMAN 1 Padang Panjang dan beberapa dari siswa SMAN 3 Padang Panjang, Annisa M Rahmi dan Drinca Radisic bertamu ke Sekretariat Sarueh yang berlokasi di Jalan Bahder Johan No. 30 Kecamatan Guguk Malintang Padang Panjang.
workshop Dokumenter SMAN 3 Padang Panjang
workshop Dokumenter SMAN 3 Padang Panjang

Kedatangan mereka cukup membuat kami suprise yang pada saat itu disambut oleh Gusnita Linda, Ronni Febriandi, M. Fandi Taufan, Chandra Zefri Airlangga, Harryaldi Kurniawan, dan David Darmadi. Karena dalam bayangan kami setelah pemutaran yang akan bertamu adalah siswa dari SMAN 1 Padang Panjang.
dokumentasi workshop
dokumentasi workshop
peserta workshop
peserta workshop
Setelah bicara panjang lebar, adapun maksud dari kedatangan mereka. “Sabananyo kak, kami nio mambuek film dokumenter tentang sekolah tapi kami ndak tau baa cara mambueknyo?” (sebenarnya kak, kami ingin membuat film dokumenter tentang sekolah tapi kami tidak tau bagaimana caranya?) ungkap Annisa pada Linda. Pada saat itu Linda belum memberikan jawaban apa-apa, karena lima hari lagi akumassa Padang Panjang akan mengadakan pemutaran.
dokumentasi workshop
dokumentasi workshop
Pada tanggal 23 Februari 2009, sekitar jam empat sore satu rombongan siswa SMAN 3 Padang Panjang kembali mengunjungi sarueh. Akhirnya Linda dan teman-teman memutuskan untuk memberikan workshop dokumenter untuk SMAN 3 Padang Panjang setelah seminggu pemutaran video akumassa nanti. Semuanya pada semangat, apalagi Drinca dan Annisa yang pertama kali menginjakan kaki ke Sarueh, terlihat senang dengan perencanaan workshop untuk mereka.
Workshop dibimbing oleh :
Kordinator Workshop Dokumenter SMAN 3 Padang Panjang
Permateri
  • David Darmadi
  • Gusnita Linda
  • Harryaldi Kurniawan
Pembimbing Produksi
  • Chandra Zefri Airlangga
  • M. Fandi Taufan
  • Shofyan Adi Nugroho
Pada bulan Mei 2009 kegiatan workshop dimulai, hari pertama semuanya datang tidak ada yang absen. Tapi lambat laun satu persatu dari mereka berkurang, pada minggu ke tiga beberapa orang yang masih tetap bertahan adalah Annisa M Rahmi, Dayu Adisty, Drinca Radisic, Eliza Rahmi Ginting, Fiolyta S, Rachmat Fauzi, Renita, dan Windra Wulandarie.
produksi Kucluk ? ? ?
produksi Kucluk ? ? ?
produksi Kucluck ? ? ?
produksi Kucluck ? ? ?
Kegiatan workshop yang berlangsung selama satu bulan lebih, menghasilkan dua buah karya yaitu, film dokumenter tentang sekolah mereka yang berjudul “Framming SekolahKu” dan film fiksi berjudul “Kucluk ? ? ?” yang disutradarai oleh Dayu Adisty. Kedua film ini berhasil diputar di Perpisahan Sekolah SMAN 3 Padang Panjang pada acara pertama.

 

Sabtu, 02 Oktober 2010

Acara penyuuhan HIV/AIDS di SMA 3 Padang panjang

Sumbar mendapakat peringkat ke 12 provinsi yang memiliki pengidap HIV/AIDS terbanyak di Indonesaia, untuk mengurangi hal ini maka pemerintah Sumbar berkerja sama dengan Depkes di tiap-tiap kota di Sumbar untuk dapat memberikan penyuluhan Kesehatan kepada sekolah-sekolah yang ada di Sumbar agar setiap siswa dapat mengerti dan mengetahui bahaya serta cara penularan HIV/AIDS dan cara menanggulanginya,

Salah satu sekolah yang mendapatkan penyuluhan tentang bahanya HIV/AIDS adalah SMA N (Sekolah Menengah Atas Negeri) 3 Padang-Panjang, Penyuluhan ini bertujuan agar para siswa dapat mengetahui dampak dan cara penularan virus yang mematikan ini, selain siswa juga diperkenalkan dengan cara pencengahan serta penularan HIV/AIDS. Siswa juga dapat secara langsung melakukan tanya jawab kepada para pemberi materi, dalam acara ini siswa sangat antusiyas hal ini dapat lihat dari pertanyaan- pertanyaan yang di lontarkan oleh para siswa,

Meurut para siswa acara ini sangatlah berguna karena mereka dapat menambah pngetahuan tetang HIV/AIDS yang merupakan bekal yang sangat berguna ketika mereka berada pada perguruan tinggi karena pada tingkat perguruan tinggi pengawasan dari orang tua telah berkurang , apa bila kita tidak mendapatkan bekal tentang cara penulran HIV/AIDS maka mungkin kita sendiri bisa terkena virus yang mematiakn itu

by : aris tristanto

Jumat, 24 September 2010



Remaja Dan Rokok

Rokok bukan lagi barang langka di negara berkembang seperti Indonesia, rokok termasuk dalam salah satu kebutuhan keseharian masyarakat, dari sebuah penelitian Indonesia menduduki peringkat ke tiga dunia dengan jumah perokok aktif mencapai 41 % dari jumlah penduduk Indonesia, dengan demikan kurang lebih 427.950 jiwa meninggal setiap tahunya atau 1172 setiap harinya akibat rokok.

            Hal inilah menjadi kekawatiran yang sangat besar bagi para produsen rokok di Indonesian, maka remaja dijadikan sasaran tembak utama sebagai sumber perokok pengganti, hal ini dikarenakan remaja adalah konsumen pontensial dimasa yang akan datang, untuk mencapainya para produsen rokok Indonesia gencar mensponsori kegiatan-kegiatan remaja seperti olah raga,music,keagaman selain itu para produsen rokok Indonesia jua gencar dalam kegiatan sosial.

            Tipu muslihat para produsen rokok ini berhasil dengan meningkatnya 9 %  para perokok remaja dalam jangka waktu kurang dari sepuluh tahun, dari sebuah survei social ekonomi Indonesia (SUSENAS) perokok remaja meningkat dari 55% pada 1995 mencapai 64 % pada tahun 2004, hal ini sangatlah disayangkan kan karena remaja adalah tunas-tunas muda bangsa.

penulis : Aris Tristanto

Rabu, 14 Juli 2010

“Framing Sekolah Ku” di perpisahan SMAN 3 Padangpanjang ( Padang Panjang, Sumatera Barat )

* * *
Padangpanjang, 22 Mei 2009
Framing Sekolah Ku” merupakan sebuah filem dokumenter pertama yang digarap oleh Poketter’z di bawah bimbingan Sarueh. Tidak banyak guru yang mengetahui bahwa beberapa murid kelas X dan XI SMAN 3 Padangpanjang yang di antaranya, aku sendiri, Dayu Adisty F, Drinca Radisic, Eliza Rahmi Ginting, Fiolyta S., Putri Windra Wulandari, Rachmat Fauzi, dan Renita (tergabung dalam Poketter’z Community) telah menggarap filem dokumenter tentang SMA 3. Semua memang penuh perjuangan, karena untuk menghasilkan karya ini melalui proses workshop dokumenter selama dua bulan yang diberikan oleh Sarueh.
acara pemutaran
acara pemutaran
Akhirnya pada 2 mei 2009, aku mempersiapkan segalanya dengan resah dan takut saat mengambil layar dan menempatkannya di ruang perpisahan. Karena pemutaran “Framing Sekolah Ku” tidak dibuat khusus tapi sebagai acara pertama di perpisahan anak kelas XII. Izin untuk pemutaran ini kami dibantu oleh dua orang guru. Sehingga begitu banyak guru yang bertanya, “Apa ini? Untuk apa?” Sehingga Jantungku berdetak kencang, aku tidak ingin pemutaran ini gagal. Aku mencoba menjelaskan dengan tenang dan sabar kepada setiap guru yang bertanya.
Sebelum diputar, Rachmat Fauzi yang bertindak sebagai pembawa acara menjelaskan tentang “Framing Sekolah Ku”. Filem dokumenter ini adalah gambaran dari sekolah SMAN 3 Padangpanjang yang baru berumur empat tahun. Sekolah ini berlokasi di Jalan RPH, Silaing Bawah Padangpanjang dan terletak di kaki bukit. Di sekitar sekolah ini masih banyak semak belukar yang tumbuh dengan subur dan sebuah keluhan seorang siswa, “kapan ya… SMU 3 Padangpanjang ada pagarnya?”.
Acara pemutaran
Banyak harapan dari para guru dan siswa, semoga sekolah ini fasilitasnya dapat lebih memadai. Oleh karena itu kami berharap filem dokumenter yang diputar, ditonton oleh pejabat daerah yang sudah diundang oleh pihak sekolah seperti Bapak walikota atau Bapak Kepala Dinas. Dengan harapan, akan ada tambahan fasilitas untuk sekolah setelah penayangan filem dokumenter ini. Tapi ternyata para pejabat daerah tidak ada, saya tidak tahu apakah karena ada halangan atau pihak sekolah tidak jadi mengundangnya.
Sela pembuatan “Framing Sekolah Ku”, kami juga membuat filem fiksi yang berjudul Kucluk ??? karya Dayu Adisty. Sebelum filem dokumenter, kami ingin memberikan kejutan dengan memutarkan filem Kucluk ? ? ? terlebih dahulu. Pada saat filem diputar, penonton yang terdiri dari siswa kelas X, XI, XII, orangtua siswa, guru–guru dan pegawai SMAN 3 Padangpanjang, ribut sendiri dan mengeluh saat pemutaran, “filem apa ini, kok ngga’ ada suaranya?”. Saya dan anggota Poketter’z lainnya terdiam dan menangis mendengar suara–suara gaduh itu, karena ini adalah pertama kalinya filem perdana yang kami buat ditonton oleh orang banyak. Beberapa orang dari Komunitas Sarueh yang hadir pada saat itu, Roni Febriandi, David Darmadi, M. Fandi Taufan, Roberto Satyadi, dan Mahkhrus Kholil MZ mencoba untuk tetap memberikan kami semangat. Kesalahan ini disebabkan pada sound system, tapi akhirnya itu dapat diatasi setelah filem Kucluk??? selesai. Dan rasa kecewa tadi terbayar sudah, ketika semua penonton diam menyaksikan “Framing Sekolah Ku”. Kami pun menangis karena menyaksikan antusiasme penonton yang menyaksikan dokumenter kami.
Kegiatan selama workshop
Setelah pemutaran, semua guru dan teman–teman SMAN 3 Padanpanjang mengucapkan selamat kepada Poketter’z atas kesuksesan filem dokumenter “Framing Sekolah Ku”.
Salah seorang guru mengatakan, “SMAN 3 Padangpanjang adalah sekolah pertama di Kota Padangpanjang bahkan Sumatera Barat yang para siswanya membuat karya audio visual tentang sekolahnya sendiri dan itupun tidak ada esktrakurikulernya!”.
Ternyata, menghasilkan sebuah karya memang sangat menyenangkan, apalagi kalau itu disaksikan oleh banyak orang.

Internasional Youth Day in Padang

Padang, 18 agustus 2009
Tidak  banyak orang yang tau kapan Hari Remaja Internasional, begitu juga dengan saya yang cukup kaget saat sekolah kami SMAN 3 Padangpanjang mendapat undangan dari Komunitas Sarueh. Undangan tersebut adalah program refleksi untuk memperingati Hari Remaja Internasional dengan mengadakan Bioskop Jalan Remaja 1208 bertemakan Sekolah Kehidupanku yang diputar serentak di beberapa kota yang ada di Indonesia pada tanggal 12 Agustus. Sebagai seorang remaja saya sedikit merasa malu pada diri sendiri, karena juga tidak tahu kapan hari remaja dan bahkan saya tidak pernah sama sekali terfikirkan kalau hari remaja itu ada.
gerbang sman2 padang
gerbang sman2 padang

lapangan sman2 padang
lapangan sman2 padang
Bioskop Jalan Remaja 1208 ini diselenggarakan oleh Yayasan Kampung Halaman yang disupport oleh The Ford Foundation. Untuk di Kota Padang pemutaran ini didukung oleh Komunitas Sarueh Padang Panjang dan jurusan Televisi dan film STSI Padang Panjang sebagai penyelenggara yang diadakan di Aula SMAN 2 Padang. Selain pemutaran film juga ada diskusi interaktif. Remaja yang hadir dalam pemutaran dan diskusi tersebut adalah lima orang perwakilan dari siswa SMAN 1 Padang, SMAN 3 Padang, SMAN 10 Padang, SMAN 4 Padang, SMKN 4 Padang, SMKN 6 Padang, SMAN 3 Padang Panjang dan SMAN 2 Padang sebagai tuan rumah. Dalam diskusi ini akan diputarkan 19 binkai film karya komunitas remaja dari berbagai daerah di Indonesia. Acara yang akan dimulai pada pukul 10:00 wib terlaksana pada pukul 11:45 wib, meskipun keterlambatan dan suara hujan yang lumayan deras semua yang hadir terlihat tampak semangat sekali.
Sebelum dilakukan pemutaran, OSIS SMAN 2 Padang selaku tuan rumah meminta satu perwakilan dari setiap sekolah untuk maju ke depan dan dibagikan pita berwarna hijau sebagai simbol untuk memperingati dan memeriahkan Hari Remaja Internasional. Sebelumnya di tahun 2006, SMAN 2 Padang juga pernah membagikan pita dalam rangka memperingati Hari Remaja Internasional, (Sumber:http://nilna.wordpress.com/2006/08/17/international-youth-day-di-sman-2-padang/). Waktu adzan zuhur masuk dan para siswa istirahat sebentar. Acara kembali dimulai pada pukul 13.00 wib, tapi sayangnya semangat yang sangat antusias tadi mulai berkurang karena satu persatu para siswa pergi meninggalkan ruangan apa lagi setelah bunyi bel tanda waktunya pulang sekolah. Mungkin menurut saya, hal ini disebabkan layar putih terlalu banyak mendapatkan cahaya sehingga film yang diputar menjadi tidak jelas.
kata sambutan dari waka sman2 padang
kata sambutan dari waka sman2 padang
waka sman 2 padang memasangkan pita ke Anissa perwakilan dari SMAN3 Padangpanjang
waka sman 2 padang memasangkan pita ke Annisa perwakilan dari SMAN3 Padangpanjang
M Fandi Taufan selaku moderator dalam diskusi dapat mengkoordinir diskusi dengan baik. Narasumber dalam diskusi ini terdiri dari Abdul Rahman S.SN, beliau merupakan alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang sekarang menjadi dosen Televisi dan Film di STSI Padang Panjang. Hery Sasanko S.Sn perwakilan dari Yayasan Kampung Halaman Yogyakarta dan saat sekarang beliau juga merupakan dosen baru di STSI Padang Panjang jurusan Televisi dan film. Sedangkan perwakilan dari Komunitas Sarueh Padang Panjang, David Darmadi yang merupakan mahasiswa Televisi dan Film STSI Padang Panjang turut menjadi narasumber dalam diskusi ini. Meskipun para siswa pada saat diskusi berkurang, keingintahuan dari mereka yang masih tetap bertahan tentang film membuat para narasumber berdecak kagum. Pertanyaan tidak seputar cara membuat film saja, tapi juga tentang sejarah film pendek dunia dan bahkan ada yang mempertanyakan kenapa Festival Film Indonesia (FFI) sudah tidak ada lagi.
Dua karya Pocketter’z Comunnity SMAN 3 Padang Panjang yaitu Film Dokumenter Framing Sekolahku dan Film Fiksi Kucluk????  ikut diputarkan setelah diskusi. Pocketter’z merupakan satu-satunya komunitas remaja sekolah di Sumatera Barat yang lebih dulu  melangkahkan kakinya dalam dunia Audio Visual. “Semuanya berlabuh pada semangat dan kekompakan!” jawab saya sebagai perwakilan dari pocketter’z saat ditanyai tentang kiat-kiat membuat film remaja oleh salah seorang siswa dari SMAN 1 Padang. “Penggarapan film sama sekali tidak mahal, jujur kami dari pocktter’z sama sekali tidak memiliki alat seperti kamera dan yang lainnya!. Tapi syukur Alhamdulillah kakak-kakak Sarueh mau membantu kami dalam penyediaan alat. Bukan hanya itu, mereka juga membimbing dan membantu kami untuk dapat berkarya dan selalu memotivasi saya dan teman-teman” tambah saya menjelaskan.
anissa menjelaskan saat ditanyai apa saja kiat-kiat membuat film bagi remaja
annisa menjelaskan saat ditanyai apa saja kiat-kiat membuat film bagi remaja
film dokumenter SMAN3 padang panjang diputar di TV
film dokumenter SMAN3 padang panjang diputar di TV
Setelah pemutaran saya bertanya dengan Komunitas Sarueh, kenapa waktu pemutaran tidak sesuai dengan undangan?. “Persiapan untuk acara ini memang kurang matang, awalnya akan dilaksanakan di Aula SMAN 3 Padang dan ditambah lagi pada hari H nya keterlambatan peralatan yang langsung dibawa dari Padang Panjang oleh pihak STSI Padang Panjang jurusan Televisi dan Film pada hari pemutaran juga. Malahan kami yang sudah standby dari jam 07:00 wib, sempat berfikir mereka tidak datang”, ujar Rony yang merupakan Ketua Komunitas Sarueh. “Iya, masalahnya kami masih harus mencari lokasi pemutaran empat hari sebelum hari H, sedangkan konfirmasi dari jurusan juga terlambat,” tambah Sekjen Komunitas Sarueh Gusnita Linda. “Tapi kami berterima kasih kepada teman-teman yang masih bertahan hingga acara usai!, dan kami semua dari Sarueh menyadari segala kekurangan dalam mempersiapkan pemutaran dan diskusi ini,” tambah Fandi salah satu penggiat Komunitas Sarueh. “Semoga saja hal tersebut membuat Komunitas Sarueh dapat evaluasi diri untuk menjadi partner yang lebih baik dalam menjalankan program kerja, karena terbatasnya waktu tidak semua bingkaian film yang direncanakan dapat di putar,”  jawab saya dalam hati.

Annisa M Rahmi

 PoCkeTter'z

Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus IV di SMAN 3 Padang Panjang ( Padang Panjang, Sumatera Barat )

Oleh Annisa M. Rahmi | Pada Kamis, 7 Januari 2010

Dalam rangka memperingati hari cacat se-Indonesia, Dinas Pendidikan Pusat melalui Dinas Pendidikan Sumbar mengadakan sebuah acara yang bertemakan “Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus IV”. Kota Padangpanjang dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara tersebut dengan menggunakan SMAN 3 Padang Panjang sebagai tempat pelaksanaan kegiatannya. Acara yang berlangsung dari tanggal 24-27 Desember 2009 ini, melibatkan seluruh SLB yang berada di daerah Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Pekan ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuan para siswa-siswi SLB di berbagai bidang, untuk membuktikan bahwa mereka yang memiliki kekurangan dan keterbatasan dapat berprestasi dan melakukan sesuatu yang mungkin saja dapat melebihi anak-anak normal.
Salah satu tenda peserta, yaitu dari SDLB 64 Lubuk Basung, Agam
Salah satu tenda peserta, yaitu dari SDLB 64 Lubuk Basung, Agam
Kamis (24/12) sore, gerimis menyambut kedatangan rombongan peserta dari berbagai daerah. Senyum tersirat jelas di wajah peserta saat turun dari kendaraan masing-masing, dan gerimis pun tak memadamkan semangat mereka serta para guru pendamping untuk membangun tenda di lahan yang telah disediakan dan ditata oleh panitia penyelenggara. Bahkan, gerimis yang berubah menjadi hujan tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus menyelesaikan tenda. Ini merupakan tahun ke-4 dalam penyelenggaraan Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus. Tahun sebelumnya, Bukit Tinggi sukses menjadi tuan rumah dan pada tahun sebelumnya Payakumbuh pun sukses menyelenggarakannnya.
Mengawali acara pada Jum’at (25/12) SDLB Padang Panjang menyambut tamu undangan yang dihadiri oleh Wakil Walikota Padang Panjang, Direktur Pembina Sekolah Luar Biasa, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Kepala Dinas Pendidikan PadangPpanjang, Kepala Kepolisian Padang Panjang serta unsur Muspida dengan tari galombang. Terlihat banyak orang yang ingin mengabadikan acara penyambutan ini. Sekitar pukul 10.00 WIB, Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus IV secara resmi dibuka oleh Bapak Edwin selaku Wakil Walikota Padang Panjang.

Senam masal siswa SLB Tuna Rungu Payakumbuh
Senam masal siswa SLB Tuna Rungu Payakumbuh
Keharuan menyelimuti semua orang yang hadir di lapangan basket SMAN 3 saat Hakim, salah seorang peserta yang berasal dari PAUD Autis Padang Panjang menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Jangan Menyerah, ciptaan DMASIV dengan nada kepolosan seorang balita. “Harusnya, kita yang memiliki kesempurnaan fisik dan mental lebih bersyukur serta giat berusaha dan pantang menyerah dalam menjalani hidup yang penuh dengan perjuangan”, ungkap Rusdianto salah seorang guru SMAN 3 yang turut hadir dalam pembukaan PKA. Tak hanya itu, SLB Tuna Rungu Payakumbuh juga menampilkan senam masalnya dengan penuh semangat dan senyum lepas di wajah mereka.
Erlin Lusiana juga melantunkan sebuah tembang minang yang biasa dinyanyikannya. Erlin Lusiana merupakan siswi SLB Payakumbuh, yang pernah meraih peringkat pertama dalam kompetisi menyanyi solo di Yogyakarta pada tahun 2009.
SATPOL-PP dikerahkan sebagai penanggung jawab keamanan dan satuan pramuka SMAN 3 Padang Panjang juga turut berpartisipasi dalam pengamanan dan kelancaran acara. Setiap sekolah mendirikan sebuah stand yang memamerkan karya siswa berupa kerajinan tangan, makanan, pernak pernik, aksesoris, lukisan dan sebagainya.

Stand SLB Al-Azhar Bukit Tinggi
Stand SLB Al-Azhar Bukit Tinggi
Nurbaiti, yang akrab disapa Iit merupakan penyandang tuna rungu, dibantu oleh Ibu Tati, ia mengungkapkan respon positifnya terhadap pelaksanaan PKA IV. Iit merasa sangat senang mendapatkan teman baru dari berbagai daerah.  Iit memiliki cita-cita yang sangat sederhana, ia ingin bekerja di salon dan memiliki sebuah salon sendiri nantinya.
Begitu banyak kegiatan dan perlombaan yang dilaksanakan. Diantaranya PBB, pramuka, mewarnai, melukis, permainan bola bocci, atletik, basket, futsal, tenis meja dan pentas seni. Bukan hanya peserta, guru pembimbing dan panitia, masyarakat pun antusias menyaksikan seluruh perlombaan untuk memeriahkan Pekan Anak Berkemampuan Khusus.

Empat siswi SMAN 3 Padang Panjang memperlihatkan hasil lukisan salah satu peserta
Empat siswi SMAN 3 Padang Panjang memperlihatkan hasil lukisan salah satu peserta
Malam penutupan Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus IV diadakan di Aula SMAN 3 Padang Panjang sekaligus mengumumkan peraih juara dalam berbagai bidang yang telah dilombakan. Sekitar pukul 21.00 WIB, Pekan Kreatifitas Anak Berkemampuan Khusus IV seharusnya ditutup oleh Bapak Kepala Dinas, namun karena berhalangan hadir, akhirnya secara resmi diwakilkan oleh Drs. Kenedi DT Kupiah yang menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan. Sedangkan untuk acara Pentas Seni dilanjutkan hingga larut malam.

Senin, 07 Juni 2010

pocketter'z

Bergerak dalam Dunia AUdio Visual n' Jurnalistik Muda Padang Panjang...